Kelompok Monumen Khajuraho adalah sekelompok candi (kuil) Hindu dan
Jainisme yang terletak di Khajuraho (bahasa Hindi: खजुराहो), sebuah kota
di negara bagian Madhya Pradesh, distrik Chhatarpur, sekitar 620
kilometer (385 mil) sebelah tenggara New Delhi. Candi-candi ini adalah
salah satu daya tarik wisata paling populer di India.
Khanjuraho memiliki banyak bangunan kuil Hindu dan Jainisme periode
pertengahan yang terkenal akan patung-patungnya yang erotis. Kelompok
monumen Khajuraho masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO, dan
dianggap sebagai salah satu dari “tujuh keajaiban” India. PERHATIAN!!!
Postingan ini hanya untuk 17 tahun keatas dan demi pengetahuan semata.
Nama Khajuraho, berasal dari nama purba “Kharjuravāhaka”, dari kata
dalam bahasa Sansekerta kharjura = kurma dan vāhaka = “orang yang
membawa”.
Seperti yang dikutip dari
Alam Mengembang Jadi Guru,
Pada pertengahan abad ke-19 insinyur Inggris T.S. Burt ditugaskan untuk
menjelajahi hutan-hutan india tengah. Dalam perjalanannya ia menemukan
serangkaian candi berukir, terbuat dari batu pasir merah muda dan
kuning, menggambarkan adegan pesta pora, masturbasi dan bahkan nafsu
kebinatangan.
Meskipun insinyur Burt menganggapnya sebagai kuil kuil ‘ofensif’ ,
‘luar biasa bersejarah’ akan menjadi deskripsi yang lebih baik. Kuil
Khajuraho, yang hanya 22 dari 85 yang asli tetap berdiri, diciptakan
antara tahun 950 dan 1150 M oleh para raja Chandel.
Meskipun kama sutra tidak berasal dari lokasi candi ini, namun buku
tersebut menjadi kitab suci dalam budaya. Praktek seksual Tantra secara
luas digunakan di India selama abad pertengahan dan dihormati dalam
arsitektur masa itu.
Setiap bagian dari eksterior candi dipahat dengan bentuk erotis.
Namun, kuil-kuil ini dimaksudkan sebagai tempat ibadah untuk dewa-dewa
dan di dalam kuil, tidak ada gambar erotis muncul.
Para antropolog telah menyarankan ini adalah untuk mendorong
pengunjung untuk meninggalkan keinginan seksual mereka di luar, sebelum
memasuki kuil untuk berdoa.
Selain itu, ukiran menggambarkan orang-orang, bukan dewa, menunjukkan dewa berada di luar godaan seks.
Meskipun menggambarkan manusia, kuil Khajuraho tidak menggambarkan orang-orang biasa.
Para wanita memiliki payudara penuh dan pinggul yang besar dan
orang-orang yang cukup kuat untuk mengangkat beberapa perempuan secara
bersamaan. Tidak semua fantasi, beberapa ukiran menunjukkan situasi
moral.
Dalam satu adegan, seorang pria mengawini seekor kuda. Seorang pria
yang kedua menyembunyikan kepalanya karena malu untuk menonton tindakan
seperti itu. Secara keseluruhan, sebagian besar ukiran menunjukkan
adegan seperti eksplorasi seksual, kepuasan seksual dan kecanggungan
seksual.
Ada banyak penafsiran atas ditampilkannya adegan erotis ini dalam
ukiran kuil Hindu ini. Salah satu penafsiran adalah dalam pandangan para
dewa, seseorang harus menanggalkan hasrat seksualnya di luar kuil. Juga
menunjukkan bahwa makhluk surgawi adalah atman atau jiwa yang murni,
yang tidak terpengaruh oleh hasrat seksual, pesona fisik dan kemolekan
tubuh. Ada juga yang mengaitkannya dengan praktik seksual Tantra. Kurva
ukiran di luar kuil melambangkan tubuh manusia dan perubahan yang
dialami tubuh manusia, serta kenyataan kehidupan.
Sekitar 10% ukiran ini menampilkan tema seksual yaitu adegan seks
sepasang manusia. Sisanya menampilkan adegan kehidupan sehari-hari
masyarakat India kuna. Sebagai contoh, adegan menampilkan seorang
perempuan tengah mengenakan kosmetik riasan wajah, pemain musik, pembuat
tembikar, peternak, dan beberapa profesi lainnya. Semua adegan
kehidupan duniawi itu juga terletak berjauhan dengan patung dewa dan
dewi. Kekeliruan penafsiran yang umum adalah; karena bangunan tertua di
Khajuraho adalah kuil, maka ditafsirkan adegan seks itu dilakukan oleh
dewa dan dewi, padahal itu menggambarkan kegiatan manusia biasa.
Sudut pandang lain diberikan oleh James McConnachie. Dalam tulisannya
mengenai sejarah Kamasutra, McConnachie menggambarkan bahwa 10%
patung-patung “panas” Khajuraho adalah “puncak seni erotik”: “Bidadari
dengan payudara yang penuh dan pinggul besar dan tubuh meliuk dihiasi
perhiasan ini mempercantik panel dinding bagian luar. Apsara bertubuh
sintal dan indah ini merajalela di seluruh permukaan batu, mengenakan
make-up, mencuci rambut, bermain, menari, dan terus menerus melepas dan
mengenakan pakaian mereka… Selain bidadari surgawi ini terdapat pula
griffin dan makhluk-makhluk surgawi, dewata penjaga, dan yang paling
terkenal, para maithuna dengan tubuh yang saling terkunci, para pasangan
yang tengah bercinta.”
Karena menampilkan ukiran adegan hubungan seksual maka situs ini
dijuluki kuil Kamasutra, meskipun demikian tidak disebutkan jenis-jenis
posisi tersebut, juga tidak menggambarkan secara pasti filosofi
Kamasutra karya Vatsyayana yang terkenal itu. Dengan bentuk “perpaduan
aneh antara aliran Tantra dan motif kesuburan, dengan dosis besar ilmu
sihir” maka dinilai bahwa dokumen yang lebih mementingkan kesenangan
daripada menghasilkan keturunan adalah hal yang remeh. Patung-patung ini
dengan sengaja ditempatkan berdasarkan diagram sihir simbolis yang
disebut “yantra” yang dirancang untuk menyenangkan roh jahat. Alamkara
(ornamentasi) ini mengungkapkan ekspresi seni canggih yang melampaui hal
alami; gambar seksual menampilkan kekuatan dan keperkasaan, yang
merujuk kepada penguasa yang perkasa.
Saat ini Khajuraho adalah rumah bagi 3.000 orang sederhana, kaya akan
budaya tradisional India. Meskipun toko-toko suvenir menjual kartu
bermain menyampaikan instruksi kama sutra, kota ini terkenal bagi
penduduk Jain yang taat. Jainisme adalah sebuah sekte yang ketat percaya
non-kekerasan, usaha sendiri, membebaskan jiwa dan penolakan terhadap
barang-barang mewah.
Terimakasih anda telah membaca artikel tentang Candi Kamasutra – Khajuraho. Jika ingin menduplikasi artikel ini diharapkan anda untuk mencantumkan link https://inspirasime.blogspot.com/2014/08/candi-kamasutra-khajuraho.html. Terimakasih atas perhatiannya.